Mungkin saya dianggap tidak gaul karena tak pernah mau diajak main dengan teman-teman satu kelompok saya. Mungkin saya dianggap aneh karena memakai masker kain ke mana-mana. Mungkin saya dianggap tak wajar karena tak pernah mau foto bersama. Mungkin saya dianggap kaku karena begitu membatasi interaksi dengan mereka, para lelaki.
Ketika musik di ruangan dinyalakan, saya pergi atau menutup telinga. Ketika berjalan, lebih sering menatap ke tanah. Segera keluar dari ruangan ketika pelajaran selesai, tak larut dalam pembicaraan mereka. Begitu sulit tersenyum ketika lelucon tak berguna dilontarkan. Tak tertarik dengan gosip si A dan si B yang katanya begini dan begitu.
Tak ingin mendatangi bioskop atau karaoke, justru asyik duduk dalam kajian Islam. Tak pernah merayakan ulang tahun, bahkan sekedar mengucapkannya pada teman dekat sekalipun.
Inilah saya, yang mungkin tak biasa di mata anda. Mungkin tak wajar. Tapi saya bahagia seperti ini, menjadi terasing. Karena terasing, tak selalu salah…
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali pula dalam keadaan asing, maka berbahagialah orang-orang yang dikatakan asing…” (HR. Muslim dari hadits Abu Hurairah dan Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma)
-Al amatul faqiirah ilallaah-